Senin, 09 Desember 2013

Pertemuan XIII - Photography

Berikut ini akan dijelaskan beberapa teknik singkat tentang bagaimana menghasilkan suatu karya fashion photography, food photography, product photography, dan black and white photography.

FASHION PHOTOGRAPHY

Fashion atau mode sangat menarik, glamor dan tampaknya sebuah medan yang benar-benar menarik untuk bisa terjun ke dalamnya. Berikut ini akan dipaparkan beberapa tips yang perlu diperhatikan seorang fotografer sebelum melakukan foto mode. Keterampilan merupakan hal yang paling utama, inilah yang dibutuhkan ketika kita ingin berprofesi sebagai fotografer fashion atau mode. Berikut adalah beberapa tips untuk memulainya.

 

  • Riset dan Perencanaan
Sebelum melakukan pemotretan, lakukanlah sedikit penelitian. Lihatlah fotografi fashion terkenal untuk mendapatkan ide-ide. Mendapatkan inspirasi dari fotografer lain akan membantu kita menemukan gaya kita sendiri.
Setelah melakukan penelitian, mulailah membuat rencana. Pastikan apakah kita ingin memotret di dalam atau di luar ruangan. Menyusun konsep yang lengkap untuk pemotretan. Ini adalah salah satu tips fotografi fashion yang paling penting, karena yang menceritakan sebuah cerita adalah salah satu yang terbaik.
Persiapkan segala sesuatunya dengan baik. Pastikan bahwa kita siap dan telah merencanakan serta meneliti dengan baik. Hal ini akan membantu anda mendapatkan gambar terbaik.
  • Dapatkan Pencahayaan yang Tepat
Entah kita merencanakan pemotretan fashion di luar atau di dalam ruangan, kita perlu mengatur pencahayaan yang tepat. Jika berencana untuk mengambil gambar di dalam ruangan, pastikan bahwa anda memiliki studio yang diatur dengan benar serta pencahayaan yang tepat.
Jika anda memotret di luar ruangan, anda harus mengatur untuk melakukannya saat bisa didapatkannya cahaya terbaik. Yaitu memotret pada saat setelah matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemotretan fashion di atas catwalk adalah masalah pengaturan white balance (WB) kamera. Pada umumnya di setiap pagelaran fashion khususnya di Indonesia, tipe lighting yang dipakai mulai dari lighting panggung sampai lighting spot untuk peragawati yang berpose adalah tipe tungsten.Tipe lampu tungsten yang terekam di kamera digital akan membentuk imaji objek dengan nuansa kuning. Tanpa disadari nuansa kuning tersebut akan mengganggu dan mengubah nuansa warna baju yang dikenakan oleh peragawati.
Oleh karena itu langkah yang paling aman adalah mengeset white balance (WB) kamera pada posisi tungsten. Setting WB pada posisi tungsten akan menghasilkan warna yang natural daripada anda memakai setting Auto White Balance (AWB).
  • Pada Saat Pemotretan
Setelah perencanaan dengan matang. Sekarang kita harus mendapatkan hal yang benar pada saat pemotretan.
  1. Kenali model. Berbicara dengan mereka saat mereka berdandan atau beristirahat untuk mencoba menjalin hubungan. Memiliki hubungan yang baik dengan subjek akan membuat sesi pemotretan lebih baik. Baik anda ataupun model akan merasa lebih nyaman.
  2. Berikan arahan. Jangan takut untuk memberikan arahan. Ini sesi pemotretan anda dan mempunyai sebuah cerita untuk ditampilkan. Anda harus mengkomunikasikannya kepada orang-orang di dalam gambar. Yakinlah tentang pandangan anda untuk gambar tanpa menjadi terlalu memerintah atau bersikap kasar.
Dalam pemotretan fashion diatas catwalk, kita bisa menggunakan 2 teknik fokus, teknik fokus bergerak (follow focus) dan teknik fokus jebakan (trapping focus).
  • Fokus Bergerak
Pemotretan objek yang bergerak menuntut fotografer untuk terus menerus mengubah pengaturan fokus pada kameranya.
Pada saat pemotretan fashion show, fotografer menunggu momen saat sang peragawati berada pada pose yang baik dan disain pakaian yang dikenakannya terekam secara maksimal. Beberapa moment yang bagus dalam pemotretan fashion show adalah ketika peragawati sedang berjalan menuju ujung catwalk. Dalam moment tersebut efek gerak dari disain baju bisa tertangkap kamera. Khususnya untuk desain baju yang berkonsep pada rancangan gaun panjang atau long dress. Untuk sudut pemotretan ini lebih bagus pada sisi kanan dan kiri panggung. Karena dari sudut tersebut arah gerak kaki dan sibakan atau lambaian kain bisa terekam dengan baik.
Jadi kita tidak perlu kecewa kalo tidak mendapat tempat di depan panggung catwalk. Untuk moment tersebut paling mudah dilakukan dengan kamera ber-lensa AF (auto focus). Karena lensa AF mampu mengejar dan mengunci fokus dengan cepat pada obyek yang bergerak. Selama obyek yang bergerak tersebut mendapat pencahayaan yang cukup terang, sehingga mampu dibaca oleh sensor kamera.
  • Fokus Jebakan
Pada hal-hal tertentu, kita harus memfokus dengan perkiraan karena berbagai hal, misalnya obyeknya akan lewat dalam waktu singkat, atau pada waktu yang tak terduga, atau pada keadaan yang tidak memungkinkan kita memotret dengan kondisi normal. Menyetel fokus dengan perkiraan tanpa membidik disebut dengan istilah preset focus.
Salah satu contoh pemotretan yang menggunakan teknik preset focus adalah pada pemotretan fashion di catwalkAda beberapa fotografer ketika memotret fashion cenderung mengambil momen pada saat sang peragawati pose di atas catwalk atau sambil memain-mainkan ornamen atau asesoris yang ada pada baju yang dibawakan (misal: selendang, gaun yang panjang dll). Atau juga ketika berjalan menuju ke ujung catwalk (seperti pada kasus topik fokus bergerak). Pada teknik ini, fotografer yang memakai lensa manual terlebih dahulu menyetel fokus dengan memperkiraan fokus pada posisi sang peragawati akan melakukan gerakan-gerakan posenya.
http://www.deepvisionimages.com/resources/academy-of-art-univ-fashion-show.jpg/ 09-12-2013/ 18.25 WIB

Teknik pemotretan:

1. Fill in Photography (kombinasi lighting natural & flash / sinar dari lampu / artificial)
2. Rumus komposisi foto : Rule of Third



- Bidang vertikal dibagi 3 garis imajiner
- Gunanya sebagai patokan pada frame foto








Sumber:


COVER MAJALAH

membuat konsep layout sebelum pemotretan
seperti : Letak logo, letak judul konten, jenis huruf
Fokus kamera ada pada wajah model.

FOOD PHOTOGRAPHY

Pertama, teknik pencahayaan.
Baik dengan kamera profesional, kamera pocket atau kamera ponsel selalu temukan lebih dulu keseimbangan cahayanya. Memotret makanan biasanya dilakukan dalam ruangan atau studio. Karenanya lampu flash amat diperlukan, pastikan arah lampu flash bukan dari depan objek namun dari samping atau belakang. Teknik fotoografi ini mudah dilakukan terlebih lagi bila latarbelakangnya putih karena warna putih mampu menetralisir cahaya. Dan lebih bagus lagi kalau kamu menggunakan cahaya matahari. Teknik sederhananya adalah dengan menggunakan cermin kecil untuk memfokuskan cahaya pada bagian-bagian tertentu dari piring untuk membantu mengurangi bayangan yang keras atau untuk menarik perhatian pada area yang diinginkan. 


Kedua, teknik pengambilan angle.
Kebanyakan orang salah kaprah saat memotret makanan dengan mengambil angle dari atas atau dari sudut 45 derajat. Padahal gambar terbaik akan dihasilkan jika kamu memotret serendah mungkin. Maksudnya ambil sudut terendah dari objek namun bukan dari bawah objek. 

Ketiga, memotret sesegera mungkin.
Makanan yang baru saja selesai dimasak akan terlihat begitu segar, jadi segera ambil gambar saat komposisi warna makanan masih terlihat fresh di mata kamera. Gunakan minyak untuk membantu menciptakan efek mengkilat pada makanan dengan cara mengoleskannya.

Keempat, gunakan warna netral untuk latarbelakang objek.
Warna putih memang selalu menghasilkan efek pencahayaan yang netral. Selain itu warna putih juga bisa mengimbangi komposisi warna jika objek foto adalah makanan dengan bahan-bahan yang colourful. Efek mewah juga akan terpancar jika kamu menggunakan piring putih saat penyajiannya. 


Kelima, fokuskan pada detail objek.
Misalnya kamu akan memotret sepiring steak, pastikan bekas tanda panggangan yang berselang-seling pada daging terlihat jelas dan berada pada posisi yang sempurna di atas piring. Atau jika kamu akan memotret sushi, maka pastikan setiap potongan ditempatkan secara menarik. Usahakan tidak terlalu membuat isi piring terlalu penuh yang justru akan mengurangi keindahannya.


Terakhir, crop in tightly. Usahakan untuk mengedit hasil foto dengan komposisi objek benar-benar mendominasiframeStep terakhir ini akan lebih mudah dilakukan jika saat memotret kamu sudah mengambil objek foto dengan fokus yang baik. Dengan demikian akan lebih mudah terlihat hal-hal detail pada objek foto. 

Teknik pemotretan:

1. Komposisi foto sama seperti Fashion Photography, menggunakan rule of third 
2. Lighting - multi lighting 
3. Warna dan bentuk harus diperhatikan 

PRODUCT PHOTOGRAPHY

Teknik pemotretan:

1. DOF yang sempit dengan bukaan kecil (f besar) menjadi kuncinya. Pada pemotretan dengan bukaan paling sempit (f22) / ISO 400, kamera membutuhkan 8 detik untuk mendapatkan cahaya yang cukup dengan pencahayan di dalam ruangan (semakin sempit diafragma, kamera membutuhkan semakin banyak waktu untuk menghasilkan gambar dengan pencahayaan yang tepat).

2. Penggabungan 2 layer foto 

3. Menggunakan mode self timer agar mengurangi guncangan pada saat penggambilan gambar 

4. Menggunakan teknik light painting. Dengan teknik ini, kita bisa mendapatkan foto layaknya diambil di studio walaupun dengan perlengkapan yang sangat sederhana. Yang kita butuhkan hanyalah lampu senter putih atau sebuah lampu flash.


sumber: http://cendhika.com/blog/2013/07/tips-memotret-produk/ 09-12-2013/ 16.18

BLACK AND WHITE PHOTOGRAPHY

Teknik memotret:

1. Potretlah dalam mode warna
Kamera digital menghasilkan rentang tone yang lebih lebar dalam mode warna karena mode dalam sensor ini adalah RGB (red, green, blue) sehingga pengolahan foto warna menggunakan photo editor di komputer akan cenderung lebih baik kualitasnya.

2. Setting ISO serendah mungkin
Noise akan tampak lebih menonjol dalam foto hitam putih dibandingkan foto berwarna. Gunakan ISO serendah mungkin supaya pada saat foto diproses, noise dapat diminimalisir.

3. Mendung adalah saat terbaik
Mendung akan membuat kontras lebih rendah.

4. Eksploitasi tekstur, pola, dan garis
Tekstur, pola, dan garis akan lebih terlihat menonjol dan semakin menarik.

5. Slidelighting adalah cahaya terbaik
Ketika memotret di luar ruangan, sidelighting (pencahayaan samping) dapat menjadi andalan seingga jatuhnya bayangan akan menjadi menarik. Dapat dilakukan pada pagi dan sore hari.


Senin, 02 Desember 2013

Pertemuan XII - Iklan dan Kekerasan Simbolik

Arti Iklan


Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 2007:9). 

Iklan mengepung kita di berbagai penjuru & sepanjang waktu. Pengiklan seolah tidak akan melewatkan sejengkal tempat dan waktu untuk beriklan. Iklan secara tidak langsung membuat kita mengkategorisasikan sesuatu.

Contoh:
1. Iklan L-men membuat kita mengkategorikan bagaimana pria yang terlihat sempurna itu badannya bagus.

2. Iklan susu WRP diet juga mengkategorikan bahwa wanita yang menjadi idaman itu, wanita yang memiliki tubuh tinggi dan langsing.
Media planner harus pintar dalam memilih media mana yang akan dipakai buat beriklan, kapan waktunya pas.

Pergeseran Fungsi Iklan 

Iklan tidak hanya sekedar bertujuan menawarkan dan mempengaruhi calon konsumen untuk membeli suatu produk, akan tetapi lebih dari itu iklan turut berpengaruh dalam membentuk sebuah sistem nilai, gaya hidup, maupun selera budaya.

Iklan tidak hanya memvisualisasikan kualitas dan atribut dari produk yang harus dijualnya, tetapi mencoba membuat bagaimana sifat atau ciri produk tersebut mempunyai arti sesuatu bagi kita

Using product is currency, yaitu menggunakan produk yang diiklankan sebagai "uang" untuk membeli produk kedua ynag secara langsung tidak terbeli (Williamson, 1978:20). 

Contoh : orang tidak memebeli pulpen biasa untuk menulis, membeli Mont Blanc karena ada arti tertentu, karena pride/rasa eksekutifnya.
Pollay membagi fungsi komunikasi iklan menjadi 2:
- Fungsi informasional, iklan memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk.
- Fungsi transformasional, berusaha mengubah sikap-sikap yang di miliki oleh konsumen terhadap merek, pola-pola belanja, gaya hidup, teknik-teknik mencapai sukses, dan lain-lain. 


Iklan dalam Konteks Pemikiran Ilmuwan Sosial


Baudrillard: Iklan adalah bagian dari sebuah fenomena sosial bernama consumer society. Obyek dalam iklan tidaklah berdiri sendiri, melainkan dibentuk oleh sebuah sistem tanda (sign systems). Analisis Baudrilliard berkontribusi dalam mengembangkan analisa mengenai produksi dan reproduksi pesan yang melibatkan peran dari citra (image) pada masyarakat kontemporer.

Barthes menganalisis iklan sebagaimana layaknya seorang ahli lingusitik. Barthes tertarik untuk membongkar makna dari pesan-pesan yang disampaikan lewat image maupun teks dalammedia dan fenomena sosial lainnya. Makna ini dibongkar dengan melihat dulu menganalisis tanda-tanda yang mepresentasikan makna, dengan menggunakan semiotik sebgai kerangka analisa. Barthes menyumbangkan pemikiran mengenai peran media dalam reproduksi pesan-pesan ideologis. 

Fokus pemikiran Hall dalam studi media massa mencakup hubungan antara produk budaya yang secraa ideologis dikodekan dengan strategi khalayak untuk mendekodekan (decoding) pesan-pesan tersebut. Pemikiran Hall menjadi semacam kritik bagi posisi khalayak yang lemah dalam berbagai studi mengenai dampak media. 


Bagaimana Para Ilmuwan Memahami Iklan?


Baudrillad: iklan adalah bentuk dari sign system yang mengatur makna dari obyek atau komoditas. Iklan juga dipandang sebagai pernagkat ideologis dari kapitalisme modern.

Barthes: iklan juga dilihat sebagai signs, yang mengatur makna yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan. Makna ideologis yang dimiliki iklan dibuat senetral mungkin, proses signifikasi (pembuatan tanda/sign) yang kemudian disebut Barthes sebagai myth.

Pemikiran Hall relevan untuk dijadikan basis analisa terhadap iklan sebagai bagian dari produksi pesan ideologis. Dalam hal ini, Hall melihat media /iklan sebagai konstruksi dari subjektivitas.


Bagaimana Pesan Iklan Bisa Diterima Oleh Khalayak?


Baudrillard menegaskan bahwa manusia melalui kode-kode dalam sebuah pesan, manusia sadar akan dirinya dan kebutuhan-kebutuhannya. Kode-kode tersebut secara hirarkis memiliki tingkatan yang digunakan untuk menandakan perbedaan-perbadaan dari status dan kelas.

Barthes berpendapat bahwa iklan memiliki berbagai makanya sesuai dnegan tingkat signifikasi yang dillakukan oleh khalayak. Dengan demikian makna dari pesan yang disampaikan oleh iklan menjadi sangat majemuk.

Hall melihat ada tiga kemungkinan dari resepsi khalayak mengenai pesan iklan yang diterimanya, yaitu:
1) Dominant hegemonic, apabila khalayak menafsirkan pesan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh media/pengiklan.
2) Negotiated, apabila khalayak mengambil posisi untuk secara terbatas mengkontesasi makna pesan.
3) Oppositional, apabila khalayak mengambil posisi yang bersebrangan atau menolak sama sekali ppesan yang disampaikan.

Ketiga kemungkinan proses decoding yang dilakukan khalayak dipengaruhi oleh budaya, disposisi politik, hubungan mereka terhadap jaringan kekuasaan yang lebih luas dan akses terhadap teknologi media massa (radio, televisi, internet,dsb) 

Iklan menjadi sebuah mesin kekerasan simbolik yang bisa menciptakan sisten kategorisasi, klasifikasi, & definisi sosial tertentu sesuai dengan kepentingan kelas/ kelompok dominan.
Contoh: Sementara ini Putri Indonesia harus memiliki 3B : Behave, Beauty dan Brain, bisa jadi 4B/5B. tergantung dari kelompok dominan yang membuatnya.
Sumber: http://www.muvila.com/read/whulandary-herman-tinggalkan-modeling-demi-putri-indonesia 3/12/2013 20:37WIB

Image simbolik yang diproduksi iklan diedukasi.
Contohnya: tips gaya hidup sehat, tips cantik ala natural, dan lain-lain. 
Iklan membentuk suatu habbit tentang sistem nilai tersebut. Tidak hanya sekedar mengkonsumsi produknya, tetapi bagaimana mengatur diri sendiri agar terlihat baik didepan orang lain.

Dari terpaan media, pesan yang ada di media sehingga mengikuti apa yang ada di media iitu yang disebut kekerasan simbolik, dalam arti bukan kekerasan secara fisik. 




Narasumber:
Endah Murwani